Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

7 Penyebab Gagalnya Resolusi Tahun Baru dan Cara Mengatasinya

Content
    7 Penyebab Gagalnya Resolusi Tahun Baru dan Cara Mengatasinya

    Berbicara tentang resolusi, apakah resolusi 2019 kalian sudah terlaksana? Jawabannya ada yang sudah, ada yang belum, atau ada yang setengah-setengah. Kalian kesal sama diri sendiri karena resolusi nya gagal? Atau malah sampai mensalahkan orang lain atau keadaan?

    Menurut beberapa penelitian dan beberapa artikel psikologi, berikut ini kami akan bagikan 7 Penyebab Gagalnya Resolusi Tahun Baru dan cara mencegahnya terulang kembali:

    Penyebab Gagalnya Resolusi Tahun Baru 


    1. Menjadi Orang Lain

    Sebelum memilih resolusi, apakah kamu sudah mengenal diri kalian sendiri? Kebanyakan kita selalu berusaha menjadi seperti lain dan hal itu tidak sepenuhnya salah. Hanya saja kita harus mengukur diri sendiri karena tidak semua orang sama, baik dari segi kemampuan dan kesibukan.

    Kita tetapin tiap hari harus sit-up 200 kali, push-up 300 kali, fitness setiap hari, berenang setiap hari, dan selalu mengkonsumsi telur rebus 50butir per hari. Kira-kira jadinya nanti kaya Christiano Ronaldo terus makin disayang pacar atau malah dijenguk pacar di Rumah Sakit. Kita lihat apakah waktu, kemampuan baik materi dan fisik telah kita siapkan dengan baik. Jika belum, maka bisa mulai dari yang kecil. Jadi ayo kita cari dulu semua tentang diri kita sebelum memilih resolusi.

    2. Hanya Membayangkan Resolusi

    Banyak para manajer yang ahli membuat anggaran tahun depan kantornya. Tapi tidak sedikit diantara mereka yang selalu gagal melakukan resolusi tahun baru nya sendiri. Seperti anggaran kantor yang tertulis, resolusi kita pun juga perlu untuk dituangkan dalam bentuk tulisan.

    Membuat resolusi tertulis punya banyak manfaat. Salah satunya adalah sebagai reminder saat kita terlalu sibuk dengan rutinitas. Bahan evaluasi juga manfaat dari resolusi tertulis, sehingga kita dapat mengukur sejauh mana resolusi tercapai dan apa hambatannya.

    3. Terlalu Banyak Resolusi

    Apa yang terjadi jika pelari olimpiade memiliki terlalu banyak jalur lari dalam perlombaan? Perlombaan akan kacau, pelari tidak fokus, bahkan bisa membuat pelari lain menabrak pelari yang lainnya.

    Begitu juga resolusi, makin sedikit maka makin fokus. Bukan berarti tidak boleh punya keinginan banyak tapi lebih ke resolusi mana yang jadi top priority di tahun ini.

    Sehingga kamu bisa mengerahkan lebih banyak waktu, perhatian, dan komitmen kepada tujuan kamu itu. Setelah tercapai pada tahun ini, baru lanjut ke resolusi lain di tahun berikutnya.

    4. Tanpa Tahapan yang Jelas

    Ibarat naik gunung, kamu akan melewati setiap pos yang ada sebelum mencapai puncak. Setiap pos tersebut memiliki nama yang jelas, seperti pos 1, 2, 3, dan seterusnya. Resolusi kamu juga seperti itu, seharusnya memiliki tahapan-tahapan yang jelas dan terarah.

    Kamu bisa memecah resolusi besar tahunan ke resolusi semesteran atau yang lebih kecil lagi. Pada akhirnya resolusi besar kamu akan tercapai. Contohnya jika kamu ingin menurunkan berat badan. Tidak mungkin dalam setahun tiba-tiba kamu langsung sukses menurunkan berat badan tanpa rencana usaha yang jelas. Mulai dari mengikuti kelas fitness, memilih program diet yang sesuai, hingga bagaimana mengatasi godaan ditengah-tengah program diet.

    Tahapan-tahapan yang jelas tadi, harus dikonkretkan secara tertulis. Sehingga kamu bisa lebih mudah menjalankannya.

    5. Kebiasaan Lama Belum Hilang

    Berhubungan dengan malas, kita harus mengganti kebiasaan negatif kita menjadi kebiasaan positif. Tahun baru juga berarti kebiasaan baru yang positif ya. Karena tanpa mengubah kebiasaan lama negatif, sangat impossible untuk mewujudkan resolusi, Kebiasaan malas, menunda pekerjaan, mengeluh adalah contoh kebiasaan buruk yang harus dibuang.

    Ingin mendapatkan pekerjaan baru tapi kalau gaya bekerja kita yang masih belum produktif, tentunya menjadi penghambat yang besar untuk resolusi kita. Dengan membuang kebiasaan lama yang kurang baik dalam diri, maka akan memberikan tempat yang lebih luas untuk nembentuk kebiasaan baru yang positif.


    6. Salah Memilih Teman

    Kalian pernah dengar tentang “siapa yang bergaul dengan penjual minyak wangi, maka dia akan harum”. Nah, jadi kalau kalian berteman dengan yang selalu memberikan support dan mengingatkan tentang resolusi kalian, dijamin pasti semangat kalian akan terpompa terus.

    Temuan dari penelitian pada Journal of Occupational Health Psychology bahwa kekurangan support sosial akan menyebabkan naiknya kortisol, detak jantung, dan kecemasan. Sayangnya, semua hal itu melemahkan kemampuan kita untuk fokus terhadap tujuan kita.

    Jadi, cari teman sebanyak-banyaknya yang selalu mensupport dan menghibur kita dikala down. Ingat juga untuk ambil rehat sejenak jika sudah jenuh, lalu lanjutkan lagi resolusinya.

    7. Mudah Menyerah

    Ada yang pernah ditolak sebanyak 1009 kali yaitu Kolonel Sanders pencipta KFC, dimana dia menawarkam resep ayam gorengnya ke restoran-restoran di Amerika tetapi ditolak. Bukan hanya sekali tetapi 1009 kali. Berkat usahanya tersebut sekarang KFC dapat diterima bukan hanya di Amerika bahkan sudah dikenal di seluruh dunia.

    Setiap usaha yang kita lakuin untuk mewujudkan resolusi kita harus dibarengi dengan sikap Persistant, tidak mudah menyerah. Dijamin, tidak ada lagi namanya resolusi berulang.

    Itulah 7 Penyebab gagalnya sebuah resolusi dan cara mengatasinya. Sebenarnya kembali lagi kepada diri sendiri bagaimana supaya resolusi dapat kalian lakukan dengan semestinya.